Dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia 2016, Ditjen Jenderal Cipta Karya mensosialisasikan kegiatan Panen Air dan Pemanfaatan Lahan Idle di Perkotaan Menjadi Produktif di Jakarta, Sabtu (8/10). Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo mengungkapkan, tujuan dari acara sosialisasi ini adalah untuk penyampaian kepada publik mengenai implementasi atau penerapan konsep panen air sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2014 Tentang Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan dan Persilnya.
“Pengelolaan air hujan pada bangunan gedung dan persilnya dikonsepsikan sebagai usaha untuk mendukung berlangsungnya siklus hidrologi, konservasi air, pemenuhan kebutuhan air, dan mitigasi terhadap bencana banjir melalui penerapan rekayasa teknik pengelolaan air hujan secara maksimal yang bertumpu pada optimasi pemanfaatan elemen alam dan optimasi pemanfaatan elemen buatan,” tutur Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo menjelaskan, seiring pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat menimbulkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan industri/jasa dan fasilitas pendukungnya, yang selanjutnya mengubah lahan terbuka atau lahan basah menjadi lahan terbangun.
Perkembangan kawasan terbangun yang sangat pesat sering tidak terkendali dan tidak sesuai lagi dengan tata ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, sehingga mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara dan bantaran sungai berubah menjadi tempat hunian penduduk.
Sri Hartoyo melanjutkan, hal tersebut berdampak pada rendahnya kemampuan drainase perkotaan dan kapasitas sarana serta prasarana pengendali banjir seperti sungai, kolam tampungan, pompa banjir, pintu pengatur untuk mengeringkan kawasan terbangun dan mengalirkan air ke pembuangan akhir. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat serta berkelanjutan, salah satunya dengan peningkatan pengelolaan sistem drainase ramah lingkungan seperti pengelolaan panen air hujan.
“Dengan keterbatasan lahan belum terbangun yang tersisa saat ini, marilah kita manfaatkan salah satunya dengan mengelola air hujan sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2014,” kata Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo berharap dengan sosialisasi ini maka para peserta yang hadir dapat mengelola dan memanfaatkan air yang ada dengan bijak. (arikompuck/nrm)
Download disini