Jakarta - Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengusulkan penghematan atau pemotongan belanja sebesar Rp 355,3 miliar dalam pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 kepada Komisi V DPR RI. Pemotongan belanja dilaksanakan dengan melakukan pemblokiran mandiri (self blocking) pada satuan-satuan kerja (satker) di lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan.
"Pada APBN-P 2016 ini kami mengusulkan penghematan anggaran sebesar Rp 355,3 miliar untuk program penyediaan perumahan," ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (15/6).
Syarif menjelaskan, perubahan anggaran pada APBN-P 2016 menjadi dasar penghematan dan penambahan anggaran dalam rangka pembangunan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 mendatang. Jadi meski ada penghematan anggaran, Ditjen Penyediaan Perumahan juga memperoleh penambahan anggaran yang cukup signifikan.
Ia menjelaskan bahwa pagu awal anggaran yang dikelola oleh Ditjen Penyediaan Perumahan sebesar Rp 7,697 triliun dan dilakukan penghematan Rp 355,3 miliar. “Namun dalam rangka mendukung Asian Games 2018 kami mendapat tambahan anggaran Rp 800 miliar, jadi total pagu akhir yang kami kelola jumlahnya Rp 8,12 triliun," ujarnya.
Menurutnya, penghematan belanja dilakukan dengan pemblokiran mandiri terhadap anggaran yang dikelola oleh Satker yang ada. Pemblokiran satker di pusat (delapan satker) sebesar Rp 297,9 miliar, Satker Non Vertikal Tertentu (SNVT) sebanyak 19 satker sebesar Rp 53,4 miliar, dan Satker Dekonsentrasi (34 Satker) senilai Rp 4 Milyar.
Berikut rincian penghematan berdasarkan kegiatan, seperti pengurangan volume rumah susun sebanyak 1.184 unit (Rp 110 miliar), rumah khusus berkurang 444 unit (Rp 47 miliar), program peningkatan kualitas rumah swadaya berkurang 790 unit (Rp 12 miliar). Kemudian juga berkurangnya bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) rumah umum sebanyak 17.000 unit (Rp 152,3 miliar) dan dukungan manajemen dan perencanaan seperti operasional dan gaji berkurang Rp 32,9 miliar.
Syarif mengatakan, selain untuk penghematan, pengurangan volume rumah susun dan rumah khusus dilakukan juga karena penyesuaian tipologi dan harga satuan. Total unit hunian dari 112.992 unit berkurang menjadi 110.574 unit. "Khusus untuk penambahan anggaran APBN-P 2016 sebesar Rp 800 miliar akan digunakan untuk percepatan pembangunan rumah susun atlet Kemayoran yang dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak 2016-2017 sebanyak 10 tower," tandasnya. (Ristyan)
Download disini