Jakarta – Hari Air Dunia (HAD) diperingati setiap tanggal 22 Maret, pada tahun 2019 mengangkat tema internasional “Leaving No One Behind” yang diadaptasi dalam tema Indonesia “Semua Harus Mendapatkan Akses Air”. Terjadinya kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim hujan dam bencana terkait hidrometeorologi serta rendahnya kualitas air akibat pencemaran menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama oleh Pemerintah Pusat, Daerah dan masyarakat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan peringatan HAD merupakan perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha untuk menarik perhatian publik akan pentingnya air dan pengelolaan sumber-sumber air yang berkelanjutan. Momentum HAD digunakan oleh Menteri Basuki untuk mengajak generasi millenial untuk turut berperan aktif menjaga lingkungan dan air.
“Saya titip pesan kepada semua untuk melakukan kampanye dari pintu ke pintu untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya air atau daya rusak air apabila lingkungan tidak dijaga. Kalau lingkungan dan air dirawat dengan tidak baik bisa menjadi “musuh” tetapi kalau dirawat dengan baik akan menjadi “kawan”. Perlakuan kita terhadap lingkungan akan meresonansi perlakuan lingkungan terhadap kita. Apabila terus terjadi penebangan liar maka akan terjadi kekeringan dan banjir,” kata Menteri Basuki saat membuka Water Day Fest ke-XXVII Tahun 2019 yang diisi oleh Lomba Tari Tradisional, Lomba Paduan Suara dan Pemilihan Duta Hari Air, di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, (19/3/2019).
Menteri Basuki mengatakan, peristiwa banjir bandang di Sentani, Papua baru-baru ini yang mengakibatkan korban jiwa dan ribuan orang mengungsi, salah satu penyebabnya adalah perilaku dari manusia. “Banyak terjadi bencana terkait Hidrometeorologi dikarenakan lingkungan dan air. Kepada anak muda yang punya inovasi dan kreativitas bagus jangan lupa untuk menjaga lingkungan dan air,” ujarnya.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan peringatan HAD dimaksudkan untuk menegaskan kembali bahwa pemecahan masalah terkait air tidak dapat diselesaikan hanya melalui pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, seperti program pembangunan 65 bendungan, irigasi, instalasi pengelolaan air limbah, sistem penyediaan air minum (SPAM) yang dikerjakan Kementerian PUPR.
Partisipasi langsung dari masyarakat, akademisi, dan swasta untuk ikut menjaga alam juga diperlukan. “Melalui kegiatan ini, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melibatkan para anak muda generasi milenial atau generasi Z sebagai peserta lomba Water Day Fest sehingga generasi tersebut lebih peduli akan air,” ujarnya.
Untuk memeriahkan peringatan HAD 2019 juga dilakukan pertandingan Gate Ball yang berlangsung di Halaman Kantor Kementerian PUPR yang diikuti sebanyak 25 tim.(Iwn)