(0362) 22248
putr@bulelengkab.go.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Indonesia Kedepankan Budaya dan Hubungan Kota-Desa Dalam Prepcom3

Admin putr | 28 Juli 2016 | 469 kali

Surabaya - Dalam pembahasan Preparatory Committee Meeting (PrepCom) 3 menuju Habitat III, delegasi Indonesia mengedepankan budaya menjadi salah satu dimensi baru serta hubungan kota-desa yang saling melengkapi. Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia PrepCom3 yang juga menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rina Agustin Indriani pada acara Konferensi Pers Penutupan PrepCom3 diGrand City Convention & Exhibition, Surabaya, Rabu (27/7).

PrepCom 3 yang diselenggarakan selama tiga hari dan diikuti oleh 142 negara dengan 2.571 peserta, berhasil menyepakati Draft New Urban Agenda (NUA). Proses negosiasi dan diskusi dilakukan secara intensif baik melalui proses bilateral maupun dalam diskusi pleno.

lndonesia mengedepankan budaya menjadi salah satu dimensi pembangunan perkotaan yang bekelanjutan melengkapi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Serta menjadi salah satu aspek penting dalam pembangunan perkotaan sehingga kota memiliki identitas.

"Kita membangun agar orang atau masyarakat bisa merasakan manfaat secara langsung, karena untuk bisa mewarnai dan menghidupkan kota, perlu budaya. Itulah yang membedakan kota-kota di Indonesia dengan kota-kota lain di dunia," ucap Rina.

Isu perkotaan di kawasan perairan atau kota-kota di pulau-pulau kecil dan keterkaitan antara kawasan darat dan laut menjadi masukan yang sudah diterima semua negara. Urban resilient harus mengedepankan masyarakat dan people-centered development karena jika masyarakat tidak terlibat, akan menjadi satu permasalahan.

Selama PrepCom3 ini, digelar pameran untuk menampilkan berbagai best practices dari berbagai stakeholder seperti pemerintah, NGO, universitas, dan lembaga asosiasi baik nasional maupun internasional. Pameran ini memberikan gambaran pentingnya pembangunan perkotaan yang berkelanjutan serta menunjukkan bahwa kolaborasi antar stakeholder menjadi salah satu kunci dalam membangun kota yang layak untuk semua.

Dengan sejumlah keberhasilan dalam penyelenggaraan PrepCom3 ini, Surabaya telah menunjukkan dirinya sebagai kota masa depan dengan mengedepankan people-centered development. Di samping itu, Surabaya juga telah mampu menjadi tuan rumah yang luar biasa dengan keterlibatan masyarakat yang luar biasa dalam semua event.

Secretary General of Habitat IlI, Joan Clos mengatakan tantangan pembangunan kota ke depan, seperti urbanisasi, sudah tidak terelakkan termasuk perubahan iklim yang semakin dirasakan, kesenjangan diperkotaan yang semakin besar, serta tantangan pengangguran usia muda.

Menurutnya, semua tantangan tersebut didiskusikan dan dinegosiasikan untuk mewujudkan kota yang mampu menangani urbanisasi yang terencana dan mampu menanggulangi terjadinya pertumbuhan yang sporadis. “Proses negosiasi selama tiga hari berlangsung cukup alot, namun pada akhirnya konsensus bersama terhadap draft NUA dapat dicapai,” ujar Clos.

Draft NUA yang telah dihasilkan PrepCom3 ini, akan dibawa untuk ditetapkan pada Konferensi Habitat III di Quito, Ekuador pada 17-20 Oktober 2016 mendatang. NUA menjadi acuan pembangunan perkotaan di dunia untuk 20 tahun mendatang. (ind)

Download disini