(0362) 22248
putr@bulelengkab.go.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Indonesia Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Perdana AWC

Admin putr | 21 Maret 2016 | 747 kali

Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan pertama Asian Water Council  (AWC) atau The 1st General Assembly for Asia Warter Councilyang akan berlangsung di Bali pada 24-26 Maret 2016. Dalam pertemuan yang akan dihadiri kurang lebih 200 peserta tersebut, rencananya akan membahas tentang bagaimana mengatasi permasalahan sumber daya air di Asia serta membahas beberapa isu utama terkait siklus air.

Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku Ketua Panitia Penyelenggara The 1st General Assembly Meeting of Asia Warter Council, Agus Suprapto dalam acara konferensi pers di gedung Kementerian PUPR, Senin (21/3) mengatakan bahwa misi AWC adalah mendorong dan mendukung pembangunan sumber daya air yang berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak melalui kerjasama dengan organisasi sumber daya air di dunia.

Ia mengatakan bahwa output dari kegiatan AWC yang pertama kali ini adalah berbagai agenda dan rencana masa depan AWC. Kemudian memilih presiden dan wakil presiden AWC, memilih ketua, wakil ketua, dan koordinator untuk masing-masing komite khusus, yang terdiri dari tujuh komite khusus.

Lalu menyetujui konstitusi AWC, menyetujui proyek pengelolaan sumber daya air dan PFI (prioritas untuk implementasi), membahas tentang perencanaan Asia Water Week International yang pertama dan memilih negara yang akan menjadi tuan rumah pada kegiatan tersebut.

“Dalam pertemuan AWC di Bali juga akan membahas tiga isu utama terkait siklus air,” katanya.

Tiga isu utama terkait siklus air yang akan dibahas yaitu penggunaan air untuk semua aspek (Water Usage for all aspect), perlindungan lingkungan hidup (Natural Environment Protection) dan Mitigasi bencana alam (Natural Hazard Mitigation).

Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan sumber daya air di Asia, AWC memiliki beberapa strategi. Strategi pertama yaitu air sebagai sasaran dan tujuan untuk pembangunan berkelanjutan di Asia.

Lalu menyediakan suatu program yang menjadi wadah negara-negara Asia bagi semua pemangku kepentingan yang berkaitan dengan AWC dan membangun kerjasama dalam menghadapi tantangan bidang sumber daya air. Strategis terakhir adalah mengadopsi isu Smart Water Management Initiative (SMWI) untuk memberikan solusi yang tepat bagi setiap permasalahan mengenai air di negara-negara Asia.

Agus menerangkan bahwa yang akan hadir dalam AWC di Bali nanti diperkirakan sekitar 200 peserta yang terdiri dari AWCBoard of Council, komite anggota khusus dan anggota AWC yang mewakili 50 organisasi baik dari pemerintahan, organisasi internasional ataupun organisasi sipil, organisasi publik dan perusahaan, bank pembangunan multilateral, pendidik dan organisasi peneliti.

“Rencananya yang akan membuka acara pertemuan AWC di Bali adalah Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono),” kata.

Di hari terakhir acara pertemuan AWC, para peserta AWC akan diberi kesempatan untuk mengunjungi museum subak dan berdiskusi dengan organisasi subak. Subak merupakan salah satu sistem dalam pertanian di Bali yang mengatur tentang irigasi secara adil dan merata ke setiap sawah masing-masing anggotanya dari sumber mata air yang sama.

Bahkan subak di Bali dimasukan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada Mei 2012 lalu. Karena subak telah ada dari abada ke 11 dan pada saat ini sudah terdapat lebih dari 12.000 subak  dan mengairi 200.000 hektar sawah di Bali.

Agus menambahkan, para peserta juga dapat mengenal budaya Bali lebih jauh lagi dengan ikut tur kebudayaan Bali. Dalam tur tersebut, para peserta akan diajak mengunjungi pura, kampung pengrajin seni, pasar seni tradisional, pertunjukan kebudayaan dan lainnya. Selain itu peserta juga dapat mengikuti kelas memasak makanan khas Bali, kelas membuat batik, spa dan yoga atau pun olahraga yang memacu adrenalin.

Terbentuknya AWC

Terbentuknya AWC berawal dari pertemuan dari para stakeholder di Asia yang terkait dengan bidang air. Dalam pertemuan yang bertajuk Asian Water High Level Round Tabel (AWHot) membahas tentang tantangan di bidang sumber daya air di kawasan Asia.

Selama empat kali pertemuan AWHot berlangsung sejak Juni 2014 lalu, selalu terjadi diskusi dan debat yang intensif. Hingga akhirnya pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Asia Water Council (AWC) yang menjadi sebuah entitas yang lebih berpengaruh untuk mengatasi masalah air di Asia.

“Ada tokoh-tokoh dari berbagai negara yang menjadi pendiri AWC seperti dari Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Nepal, Mongolia, Singapura, Thailand, Uzbekistan dan Perancis,” tutur Agus. (toar)

Download disini