Pembangunan infrastruktur hijau bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat sudah diinisasi dan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR baik di sektor jalan, sumber daya air, air bersih, persampahan, dan bangunan gedung, dan lain-lain. Ke depan, infrastruktur ramah lingkungan perlu didorong guna menciptakan nilai tambah dan manfaat yang lebih baik menuju pembangunan berkelanjutan. Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Hermanto Dardak pada diskusi panel “Enhancing State Owned Enterprise Role in Green Infrastructure” dalam rangkaian acaraIndonesia Green Infrastructure Summit(IGIS) 2015, di Jakarta (10/6).
Dalam paparannya Hermanto mengatakan, saat ini negara-negara di dunia tengah mendorong prinsip keberlanjutan sebagai backbone pembangunan. Hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai tantangan keterbatasan sumber daya seperti meningkatnya kebutuhan energi, arus urbanisasi yang tinggi, polusi, dan meningkatnya kebutuhan mobilitas. Selain itu, infrastrukrtur yang handal juga merupakan prasyarat multak untuk mempercepat pembangunan nasional. “Menghadapi hal tersebut, tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur di masa depan adalah bagaimana menyediakan infrastruktur yang handal, ramah lingkungan, aman, cerdas, memenuhi kebutuhan manusia, serta berkelanjutan secara pembiayaan,” tambah Hermanto.
Pengembangan infrastruktur hijau salah satunya diterapkan melalui perwujudan 8 (delapan) atribut kota hijau (green city) menjadi kota cerdas (smart city) dengan memanfaatkan teknologi pada setiap elemen infrastruktur. Kedelapan atribut tersebut yaitu smart development planning, smart green open space, smart transportation,smart waste management, smart water management, smart building, smart energy, dan smart community. Kementerian PUPR telah menginisiasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) sejak tahun 2011 dengan melibatkan 112 kota/kabupaten sebagai upaya mewujudkan kota hijau menuju kota cerdas.
Dalam mengembangkan infrastruktur hijau, Kementerian PUPR memiliki contoh praktis seperti pengembangan Kanal Banjir Timur sebagai showcase green infrastructure, penanaman pohon di sepanjang jalan nasional untuk mengurangi emisi karbon, pemanfaatan pre-cast untuk pembangunan jalan layang dan jembatan, penggunaanroad rating system di Underpass Dewa Ruci, penggunaan recycling asphalt, smart building di gedung utama PUPR, pemanfaatan teknologi dan material ramah lingkungan di green building Puslitbang Permukiman di Bandung, dan sebagainya.
Sebagai penutup, Hermanto mendorong peran KADIN untuk mengambil peluang pembangunan infrastruktur hijau sebagai kesempatan bisnis dan BUMN untuk melihat konsep ini sebagai syarat untuk meningkatkan nilai tambah dalam pembangunan. Acara yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri ini dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tanggal 9 Juni 2015 yang lalu dengan menghadirkan Pembicara Utama yaitu World Bank Group Managing Director Sri Mulyani Indrawati. (ha-bpiw)