Depok – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, bekerjasama dengan Ikatan Asosiasi Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) dan Politeknik Negeri Jakarta menggelar kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Tukang Terampil Beton Pracetak di Politeknik Negeri Jakarta, Depok, Senin (1/8). Kegiatan untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi yang berkualitas, kompeten dan bersertifikat tersebut digelar untuk mendukung Program Satu Juta Rumah.
Kegiatan pelatihan yang akan berlangsung dari 1-24 Agustus 2016 di Politeknik Negeri Jakarta, Depok tersebut rencananya akan mencetak 150 orang tenaga kerja bersertifikat terampil, yang dibagi dalam enam angkatan.
Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Dudi Suryo Bintoro dalam sambutannya pada acara Pelatihan dan Sertifikasi Tukang Terampil Beton Pracetak mengatakan, dalam penyelenggaraan infrastruktur, dukungan SDM konstruksi yang berkualitas sangatlah penting, agar pembangunan konstruksi dapat berjalan dengan efektif, efisien dan tepat waktu.
Salah satu SDM konstruksi yang dibutuhkan saat ini adalah SDM beton pracetak dan prategang, karena teknologi beton pracetak dan prategang ini memiliki beberapa keunggulan utama yaitu lebih terjamin kualitasnya dan kontinuitas proses produksi beton juga ikut terjamin. Tidak hanya itu, dengan menggunakan beton pracetak dan prategang pelaksanaan konstruksi lebih cepat, akurat, dan lebih aman untuk digunakan.
Direktur Rumah Susun Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Criss Robert Panusunan Marbun yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan, tahun lalu telah dicanangkan Program Sejuta Rumah yang diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 29 April 2015 sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Target pembangunan rumah susun pada 2015-2019 adalah 550.000 unit yang diharapkan dapat membantu memberikan rumah layak huni bagi MBR. Untuk memenuhi target tersebut, diperlukan dukungan proaktif oleh stakeholder yang komprehensif. Seperti Industri pracetak dan prategang, asosiasi konstruksi, para pakar ketekniksipilan, termasuk para tenaga ahli beton pracetak dan prategang yang akan menjadi ujung tombak pelaksanaan di lapangan.
“Pada pelatihan kali ini, peserta akan mendapat pembekalan selama tiga hari kedepan, diharapkan peserta akan mendapatkan pengetahuan tambahan seperti pembinaan attitude dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) saat di lapangan,“ kata Hari Nugraha, Sekretaris IAPPI.
Para peserta yang dikirim langsung oleh para perwakilan kontraktor Indonesia seperti Adhi Karya, Wijaya Karya, PT Brantas Adipraya dan kontraktor lainnya ini, mengikuti pelatihan Training of Trainer (TOT). Jika sudah lulus para peserta akan mendapatkan sertifikasi tenaga terampil beton pracetak, dan menjadi instruktur di tempat bekerja untuk melatih tukang lainnya agar layak mendapatkan sertifikasi tenaga kerja konstruksi. (Dri)
Download disini