(0362) 22248
putr@bulelengkab.go.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Kementerian PUPR Susun Kertas Kerja Indonesia Untuk Agenda Baru Perkotaan

Admin putr | 22 Juni 2016 | 787 kali

Jakarta – Pemerintah Indonesia sedang dan akan melakukan negosiasi internasional dalam rangkaian acara menuju konferensi Habitat III di Quito, Ecuador pada Oktober mendatang. Muara rangkaian kegiatan ini akan berupa kesepakatan yang disebut New Urban Agenda (NUA) atau Agenda Baru Perkotaan.

Indonesia yang aktif terlibat dalam penyusunan NUA perlu menegaskan posisi dan komitmennya untuk mengimplementasikan agenda tersebut. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya menggelar Focus Group Discussion (FGD) II Penyusunan Kertas Kerja, Jakarta, Selasa (21/6).

Dengan adanya kertas kerja tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan bagi para juru runding dalam negosiasi NUA tentang komitmen Indonesia. Dalam kertas kerja dibahas mengenai permasalahan kependudukan, sosial, budaya yang terkait dengan bagaimana membangun peradaban baru perkotaan/permukiman yang inklusif dan khas Indonesia. Lalu permasalahan ekonomi dan kesejahteraan, lingkungan dan ketangguhan serta tata kelola perkotaan.

Dalam kegiatan diskusi tersebut turut hadir Tim Pakar Seknas Habitat Tjuk Kuswartojo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, perwakilan dari pemerintah daerah, asosiasi dan perusahaan swasta.

“Dengan adanya FGD ini, diharapkan masukan-masukan dari para stakeholder untuk mendukung Kertas Kerja Indonesia (KKI) Agenda Baru Perkotaan yang akan dibawa pada Prepcom 3 di Surabaya nanti,” kata Tenaga Ahli Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Bidang Habitat, Ruchyat Deni Djakapermana saat membuka acara FDG II tersebut.

Tri Rismaharini mengatakan dalam membangun perkotaan berkelanjutan perlu membangkitkan kembali local wisdom(kearifan lokal). “Saya yakin setiap daerah punya local wisdom, tinggal bagaimana mengembangkan potensi itu,” katanya.

Ia mencontohkan, Surabaya pernah menjadi kota yang kotor sekali namun secara perlahan dihidupkan kembali kegiatan mengelola lingkungan secara mandiri dengan gotong royong. “Bagaimana mengajak warga bergotong royong, jadi kita dorong terus agar warga dapat menghidupkan kembali gotong royong,” katanya.

Risma mengakui memang awalnya agak berat namun secara perlahan hal tersebut bisa dilakukan. Dengan mengelola lingkungannya secara mandiri, saat ini sampah yang masuk TPA menjadi turun, lingkungan menjadi bagus, pola hidup warga menjadi sehat dan tidak ada banjir.

Untuk diketahui, Habitat III merupakan sidang yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) per-20 tahun yang membahas tentang permukiman dan pembangunan perkotaan berkelanjutan, dengan tujuan untuk memastikan komitmen bersama menuju pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Sidang ini akan diadakan di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016 mendatang.

Untuk menuju Habitat III, serangkaian acara persiapan dilakukan untuk merumuskan isu-isu perkotaan di belahan dunia. Majelis Umum PBB dalam Resolusi 67/216 memutuskan untuk membentuk Komite Persiapan (PrepCom) yang terbuka bagi semua negara anggota PBB.

PrepCom1 diselenggarakan di New York, Amerika (17-18 September 2014) dan PrepCom2 di Nairobi, Kenya (14-16 April 2015). Tahun ini, PrepCom3 di Surabaya, Indonesia (25-27 Juli 2016) yang akan dihadiri 193 negara.

Kementerian PUPR menggelar roadshow diskusi dengan pemangku kepentingan di delapan kota dalam rangka persiapan menuju Preparatory Commitee 3 di Surabaya. Delapan kota tersebut antara lain Semarang, Denpasar, Yogyakarta, Solo, Palembang, Makasar dan Jakarta.

Melalui kegiatan roadshow tersebut diharapkan masukan dari pemangku kepentingan dapat dibahas dan dimasukkan dalam pembahasan draft agenda baru perkotaan di Prepcom 3 Surabaya. (Tr)

Download disini