Jakarta - Penggunaan teknologi baru dari dalam negeri maupun luar negeri pada sektor konstruksi sudah banyak diaplikasikan. Sebagai contoh saat ini di Jakarta sedang dibangun terowongan Mass Rapid Transportation (MRT) dan teknologi pengeboran yang digunakan merupakan hal pertama di Indonesia. “Teknologi-teknologi tersebut harus dapat ditransfer oleh SDM (sumber daya manusia) Indonesia, jangan sampai teknologi yang pernah dipakai di Indonesia itu pergi begitu saja, tanpa ada SDM kita yang menguasainya,” Direktur Bina Kelembagan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yaya Supriatna pada Workshop Knowledge Management Bidang Jasa Konstruksi di Jakarta, Rabu (29/6).
Penguasaan penggunaan teknologi konstruksi terbaru tersebut memerlukan knowledge management. Knowledge management merupakan proses percepatan pembelajaran bagi banyak orang, sehingga kinerja organisasi pun menjadi lebih baik. Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lapangan perlu menerapkan knowledge management agar dapat menguasai teknologi baru di bidang konstruksi.
Ditambahkannya, teknologi konstruksi yang baru juga harus dikaji, apakah cocok diterapkan di kondisi masing-masing daerah, lalu apakah efektif dan efisien. Ketika dinyatakan cocok kemudian teknologi pun dipergunakan, maka SDM pun harus siap.
Dengan terbitnya Peraturan Menteri (Permen) PUPR nomor 20 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian PUPR, Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berubah menjadi Balai Penerapan Teknologi Konstruksi.
Balai tersebut diharapkan akan menjadi tempat pembelajaran untuk peningkatan SDM Kementerian PUPR, sekaligus tempat pendistribusian informasi mengenai teknologi terbaru yang efektif dan efisien yang dapat diterapkan di proyek-proyek PUPR. (dn)
Download disini