Penilaian United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB menyebutkan dari 135 negara, Indonesia dan Korea Selatan masuk dalam katagori negara yang memiliki capaian tinggi dalam hal peningkatan pendapatan maupun non pendapatan. Disisi lain, Indonesia juga diprediksikan mampu memainkan peran ekonomi penting tahun2050. Bahkan lembaga kajian internasional,melaporkan, Indonesia selalu menjadi pusat perhatian dinamika sosial ekologis dan ekonomi dunia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengutarakan pernyataan di tersebut saat memberikan orasi ilmiah dihadapan 312 wisudawan pada acara Wisuda ke – 5 Universitas Bakrie yang dilangsungkan hari ini (15/10) di Jakarta.
Dalam akhir orasinya Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya kualitas SDM dan inovasi-inovasi bidang PUPR. Menurutnya, segala tantangan dapat terjawab jika negara memiliki SDM yang unggul, berkompetensi dan berani berubah sesuai kebutuhan serta ber-inovasi. Sejalan dengan ini maka kontribusi perguruan tinggi sangat penting. Kementerian PUPR akan selalu membuka diri dan mendorong kerjasama di bidang peningkatan kualitas SDM dengan berbagai perguruan tinggi serta melakukan penelitian dan pengembangan.
Basuki menegaskan, kemajuan ekonomi Indonesia ke depan akan tergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan ketersediaan infrastruktur dasar bidang PUPR. Adapun tantangan yang dihadapi Kementerian PUPR dalam mewujudkan infrastruktur meliputi; pemanfaatan sumber daya air yang belum optimal dalam mendukung ketahanan pangan, disparitas antar wilayah dan kawasan dan tingkat urbanisasi yang masih tinggi, serta daya saing nasional yang masih lemah.
Sejalan dengan itu, Percepatan dibidang pembangunan infrastruktur SDA, bina marga dan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat serta percepatan pembangunan infrastruktur PUPR secara terpadu, merupakan misi yang harus disukseskan. Dijelaskan, dibidang SDA, kita memiliki sumber daya air terbesar kelima didunia. Ironisnya, ketersediaan air per-kapita antar kepulauan sangat bervariasi. Pulau Jawa karena penduduknya tinggi maka hanya mendapat sedikit air (1.210 m3/kapita/tahun.
Dalam rangka meningkatkan ketahanan air, pemerintah berupaya untuk meningkatkan volume tampungan air dari 14,9 milyar m3 (saat ini) menjadi 17,4 milyar m3 di tahun 2019 melalui program pembangunan 65 buah waduk dimana 29 diantaranya akan rampung 2019. Ditambah lagi, dengan membangun embung dan revitalisasi situ-situ dan danau. Selain bermanfaat, air juga memiliki kekuatan daya rusak yang cukup dahsyat. Misalnya banjir bandang.
Basuki menambahkan, dibidang penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan melalui pendekatan tanggap kebutuhan atau demand responsive approach dan pendekatan terpadu. Kebijakan dan strategi yang dilakukan adalah meningkatkan cakupan pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat baik perpipaan atau non perpipaan. “Penyediaan air minum yang terintegrasi dengan sanitasi yang baik, akan menghasilkan program yang lestari, holistic dan menjaga kualitas air hingga hilir, ucapnya.
Untuk bidang Cipta Karya berbagai program telah/sedang dialaksanakan diantaranya pembangunan SPAM di perkotaan/perdesaan, pembangunan sistem air limbah komunal dan Air Limbah (IPAL) sistem terpusat dan pebangunan Air Limbah Sistem setempat. Dibidang penyediaan perumahan telah diprogramkan 61.575 unit Rusunawa, 21.285 pembangunan rumah khusus dan penangana kawasan kumuh seluas 37.407 ha.
Dibidang bina marga Kementerian PUPR telah memprogramkan pembangunan jaaln bebas hambatan (1000 km), pembangunan jalan nasional (2.650 km) termasuk di perbatasan negara tetangga, pembangunan jembatan 29.859 meter serta pemeliharaan jalan nasional sepanjang 47.002 km guna menjaga kemantapan jalanl nasional menjadi 98%. (Sony)
Download disini