Jakarta - Sektor konstruktsi Indonesia tumbuh 7,2 persen pada 2014 dan diperkirakan akan terus berkembang hingga lebih dari 9 persen dalam waktu lima tahun ke depan. Sektor konstruksi tersebut meliputi pembangunan infrastruktur, pembangunan properti, termasuk pembangunan kawasan industri.
“Untuk investor asing dapat ikut melakukan investasi di bidang infrastruktur di Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Taufik Widjoyono saat menerima 21 orang perwakilan dari PT Deutsche Verdhana di Kantor Kementerian PUPR, Kamis (2/6). Pada kesempatan tersebut Sekjen PUPR didampingi Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan.
Ia menyampaikan pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah. Tentunya esensinya adalah memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis, mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS, serta mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS.
“Untuk itu diperlukan keterpaduan perencanaan antara infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS, serta sinkronisasi program antar infrastruktur,” ungkapnya.
Taufik mengatakan, berdasarkan Surat Menteri PUPR Nomor KU.05.09-Mn/407 perihal Penyampaian Usulan Penghematan/Pemotongan Anggaran Kementerian PUPR TA 2016 20 Mei 2016. Kementerian PUPR melakukan penghematan/pemotongan sebesar Rp 8.495,4 milyar sesuai Inpres Nomor 4/2016 dan mengusulkan realokasi antar program untuk kebutuhan mendesak Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR sebesar Rp 18 milyar.
Penghematan dan pemotongan belanja Kementerian Kementerian/Lembaga tersebut menurutnya, dilakukan utamanya terhadap belanja perjalanan dinas dan paket meeting, langganan daya dan jasa, honorarium tim/kegiatan, biaya rapat, iklan, dan operasional perkantoran lainnya, serta pembangunan gedung kantor. Kemudian pengadaan kendaraan dinas/operasional, sisa dana lelang atau swakelola, anggaran dari kegiatan yang belum terikat kontrak, dan kegiatan-kegiatan yang tidak mendesak atau dapat dilanjutkan (carry over) ke tahun anggaran berikutnya.
PT Deutsche Verdhana merupakan sebuah perusahaan keuangan global di bidang perbankan dan investor. PT Deutsche Verdhana pertama kali hadir di Indonesia pada 1969 dan memiliki cabang yakni di Jakarta dan Surabaya. (Iwn)
Download disini