(0362) 22248
putr@bulelengkab.go.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Perumahan Sebagai Penggerak Kota Berkelanjutan

Admin putr | 04 Oktober 2016 | 472 kali

Jakarta – Hari Habitat Dunia (HHD) yang setiap tahunnya diperingati setiap hari Senin pertama di bulan Oktober, pada tahun ini jatuh pada tanggal 3 Oktober 2016. HHD diperingati untuk mengingatkan dunia akan pentingnya pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak huni untuk semua lapisan masyarakat, dan meningkatkan tanggung jawab bersama untuk masa depan habitat manusia yang lebih baik. 

Setiap tahunnya UN-Habitat  menetapkan tema yang akan diadopsi oleh negara-negara anggotanya. Untuk tahun 2016,  tema yang diangkat adalah ‘Housing At The Centre’, atau ‘Perumahan Penggerak Kota Berkelanjutan’. Pemenuhan kebutuhan perumahan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah memang menjadi prioritas pemerintah. 

Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya dan Peran Masyarakat Kementerian PUPR Lana Winayanti mengatakan tema HHD tahun ini adalah Housing at Center, artinya perumahan sebagai satu pusat atau inti dalam membina keluarga dan membina generasi serta membangun jati diri bangsa dan peradaban. Apabila perumahan tersebut sudah baik dan memenuhi persayaratan pelayanan dasar maka perumahan itu menjadi inti penggerak untuk kota berkelanjutan.

“Kita tidak bisa lagi membangun rumah secara parsial dan terisolir, tapi membangun rumah sebagai bagian dari sistem perkotaan yang harus didukung oleh sistem infrastruktur termasuk pelayanan transportasi publik dan lain-lain,” jelasnya saat jumpa pers dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia (HHD) 2016 di Jakarta (3/10).

Perkotaan sendiri menjadi konsentrasi populasi penduduk, kegiatan ekonomi, interaksi sosial dan budaya, serta dampak lingkungan dan kemanusian.

Sementara itu Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari Ichwan mengatakan pembangunan rumah tidak hanya secara fisiknya, tetapi juga harus berada di kawasan berkelanjutan. 

Untuk itu strategi Kementerian PUPR yaitu melakukan perencanaan, pemrogaman, dan pembangunan infrastruktur PUPR melalui pendekatan wilayah. “Itu dituangkan dalam 35 Pengembangan Wilayah (WPS) sebagai basis perencanaan keterpaduan infrastruktur PUPR, ”ungkapnya.

Dikatakan, pengembangan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”, sesuai daya dukung daya tampung dengan fokus pengembangan infrastruktur di kawasan pertumbuhan atau perkotaan.,”terangnya. (nrm/gt)

Download disini