(0362) 22248
putr@bulelengkab.go.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Teknologi Balitbang Kementerian PUPR Lebih Hemat dan Cepat

Admin putr | 26 Agustus 2016 | 636 kali

Jakarta - Dalam era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas dalam agenda pembangunan. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) merupakan tulang punggung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pengembangan inovasi teknologi bidang infrastruktur.

Menurut Kepala Balitbang, Arie Setiadi Moerwanto, penelitian Balitbang adalah market based research atau penelitian yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan pasar (masyarakat). “Kesuksesan bagi peneliti yaitu apabila hasil penelitiannya dapat dinikmati orang banyak dan membuat kehidupan penggunanya menjadi lebih baik,” kata Arie Setiadi dalam acara Diskusi Jumat Bersama Media di Media Center Kementerian PUPR, Jumat (26/8). 

Teknologi yang dihasilkan oleh Balitbang PUPR harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu relevan (dibutuhkan oleh pihak lain), mudah diperoleh atau dikerjakan serta harganya murah.

Sudah banyak hasil teknologi Balitbang baik temuan baru maupun pengembangan yang sudah dihasilkan sudah diaplikasikan dalam pembangunan infrastruktur. Misalnya pembangunan jalan layang (flyover) di Antapani, Bandung yang menggunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP). CMP merupakan pengembangan dari teknologi Corrugated Sheel Arch oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR.  

Keunggulan dari teknologi CMP di antaranya dapat menghemat biaya hingga 70 persen dan juga dapat menghemat waktu pengerjaan hingga 50 persen. Selain itu kelebihan lain dari CMP yaitu ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi.

Teknologi Balitbang PUPR lainnya adalah Sistem Informasi Dini Lalu Lintas (SlNDlLA) yang sudah diaplikasikan di beberapa lokasi di Jawa. 

Disamping itu Balitbang juga mengembangkan teknologi jembatan apung.  Teknologi jembatan ini akan diaplikasikan pertama kali di Cilacap sepanjang 40 meter dan menjadi jembatan apung pertama di Indonesia. Selain biaya produksinya lebih murah, keunggulan dari jembatan hasil teknologi Balitbang PUPR ini mudah dibongkar pasang atau dipindah.

Selain jembatan, Balitbang juga tengah menyelesaikan pembangunan balai/perpustakaan apung di Tambak Lorok, Semarang yang ditargetkan akhir tahun ini sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Teknologi hasil litbang lainnya seperti pengembangan dan penerapan sistem modular teknologi pra cetak untuk rumah susun, alat pengukur kekuatan struktur jalan, teknologi pengolahan sampah, teknologi untuk menghitung jumlah atau volume kendaraan atau Plato 2 serta teknologi lainnya sudah dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat dari Aceh hingga ujung Timur Indonesia, Papua. (ind/tr/gt)

Download disini