Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak hari ini, Kamis (8/5) resmi membuka Pameran Hari Air Dunia XXII Tahun 2014 di Jakarta. Pembukaan Pameran Hari Air Dunia XXII Tahun 2014 (8/5), Jakarta. Pameran HAD dengan tema Air dan Energi akan dilaksanakan selama tiga hari sejak tanggal 8 – 10 Mei 2014.
Dalam sambutannya mewakili Menteri PU, Hermanto mengatakan tema tahun ini merupakan wujud ekspresi global, bentuk keprihatinan bahwa kondisi ini telah membuat ketersediaan air semakin menipis dan langka. “Air dan Energi ini tentang bagaimana fungsi air dalam menghasilkan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air. Kita juga sudah melakukan pemanfaatan energi dari air. Saat ini pemanfaatan energi di seluruh Indonesia baru 4.000 Mw dari air dengan hydropower. Paling tidak sekitar 75.000 MW menjadi potensi energi terbarukan. Energi bersih akan menjadi sasaran pemerintah kita agar masyarakat bisa merasakan tenaga listrik dr air ini,”jelasnya. Lebih lanjut dikatakannya, energi terbarukan lain adalah energi biofood dari nabati dan biofuel. Konsekuensinya, energi tersebut akan meningkatkan kebutuhan akan air. Untuk itu perlu adanya upaya yang integratif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya air.
Adapun penyebab utama peningkatan kebutuhan adalah pertumbuhan ekonomi negara-negara ekonomi baru dan pertumbuhan populasi serta ekonomi. Hal lain yakni perubahan gaya hidup dan pola konsumsi merupakan faktor dominan terciptanya krisis pemenuhan air dan energi di masa mendatang serta perubahan iklim. Upaya alternatif untuk mengantisipasi kelangkaan air dalam kaitannya dengan upaya produksi tanaman penghasil bahan bakar nabati dengan merelokasi sebagian perkebunan/pertanian dari kawasan hulu ke hilir dengan disertai analisis kesesuaian lahan. Di tahun 2014, PBB mendesak perusahaan penghasil energi berperan aktif dalam pengendalian pemanfaatan air dalam berbagai kegiatan. Mulai dari proses pendinginan pada pembangkit listrik menggunakan batu bara hingga pemanfaatan air irigasi untuk perkebunana yang dikembangkan sebagai penghasil bahan bakar nabati (BBN). Sebagai ilustrasi, Indonesia mempunyai lahan Sawit dengan luas mencapai 9 juta ha yang berpotensi memproduksi biodiesel 5,6 juta kilo liter per tahun. Luas lahan perkebunan kelapa mencapai 3,8 juta ha memiliki potensi biofuel sebanyak 450 ribu kilo liter. Lahan tebu seluas 430 ribu ha memiliki potensi 411 ribu kilo liter biofuel. Total lahan sagu 1,2 juta ha dengan potensi biofuel sebanyak 750.000 kilo liter.
“Sebetulnya dari hydropower saja bisa memenuhi kebutuhan 75.000 MW potensi energi terbarukan, dibandingkan dengan sekarang 4000 MW secara nasional. Ini tentunya tantangan bagaimana memanajemen penataan ruang mana yang boleh dibangun , mana yang tidak boleh dibangun, itu yang paling efisien dan tertib untuk dilaksanakan,”ujar Hermanto. (dnd)