Sistem pengaliran dalam penyediaan air minum ada 2(dua) yaitu sistem gravitasi dan sistem perpompaan. Sistem Penyediaan Air Minum diupayakan menggunakan sistem gravitasi biarpun dari segi investasi lebih mahal, untuk menjamin keberlanjutan operasional dan pemeliharaannya. Namun kondisi topografi yang berbukit dengan lokasi permukiman berada pada elevasi lebih tinggi dari potensi sumber air menyebabkan sistem perpompaan menjadi satu-satunya alternatif untuk pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat.
Sistem perpompaan sering terkendala keberlanjutannya akibat tingginya biaya operasional untuk pembayaran listrik PLN.
Dalam perjalanannya, pengelolaan air minum perpipaan melalui PDAM ataupun PAM Desa menghadapi banyak kendala guna menjamin pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat yang memenuhi 4K yaitu Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan. Adapun kendala dalam penyediaan air minum adalah:
Dalam upaya pencapaian universal access air minum (100% masyarakat mendapatkan akses air minum aman), maka program penyediaan air minum menjadi prioritas pemerintah daerah khususnya pengelolaan air minum melalui PAM Desa mengingat proporsi cakupan layanannya lebih besar dari cakupan layanan PDAM Buleleng.