Muara Enim - Kementerian PUPR melalui Direktorat Jendral Bina Marga melakukan pemanfaatan aspal karet yang tersebar di 9 provinsi melalui 12 paket pekerjaan preservasi jalan dengan total panjang efektif 65,8 Km. Diperkirakan penerapan aspal karet tersebut membutuhkan aspal karet sebanyak 2.542 ton. Penggunaan aspal karet selain membuat kualitas jalan lebih bagus dibandingkan aspal biasa, juga upaya menyerap hasil karet petani lokal di tengah penurunan harga karet dunia.
“Di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019 ada 33 Km jalan yang pengaspalannya menggunakan campuran karet dan akan terus diperluas. Nantinya perkerasan jalan tol kita akan pakai aspal karet juga. Kelebihannya lebih kuat karena daya lenturnya tinggi sehingga apabila menahan beban berat, penurunannya kualitas jalan tidak cepat,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai menyaksikan penghamparan aspal karet pada ruas Jalan Prabumulih-Muara Enim yang lokasinya berdekatan dengan lokasi Pencanangan Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim-Palembang, Selasa (9/4/2019)
Menteri Basuki juga mengatakan bahwa Kementerian PUPR telah memiliki pedoman sebagai acuan pemanfaatan karet untuk aspal yang telah sampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Kementerian Kordinator Perekonomian yang kemudian disampaikan kepada seluruh Pemerintah Daerah.
Sementara untuk pembelian bahan olahan karet (Bokar) dari petani pada tahun 2019 Pemerintah menargetkan sebanyak 2.504 ton atau setara 1.252 ton SIR 20. Selanjutnya bokar diolah menjadi bahan aspal karet (SIR 20) dan menghasilkan 17.889 ton aspal karet.
Pembelian bokar di antaranya dari Provinsi Jambi direncanakan 835 ton dari 11.000 petani dengan harga Rp 8.500 per kg. Hingga 26 Maret 2019 telah terealisasi 20 ton dari 139 petani seharga Rp 9.000. Di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan direncanakan sebanyak 1.096 ton dari 13.300 petani dengan harga Rp 8.500 per kg terealisasi 311 ton dari 2.912 seharga Rp 7.700 – Rp 11.100 per kg. Kemudian di Provinsi Lampung ditargetkan sebanyak 586 ton dari 7.700 petani dengan harga Rp 8.500 per kg baru terealisasi sebanyak 45 ton dari 302 petani seharga Rp 9.000 - Rp 10.000.
Semakin luasnya pemanfaatan aspal karet diharapkan akan menaikkan nilai jual karet petani dari semula Rp 6.500 di tahun 2018, kini harganya sudah ada yang mencapai Rp 10.000.
Pengadaan Bokar dilakukan secara bertahap untuk menghindari penyimpanan dalam waktu lama yang dapat menyebabkan karet alam rusak. Selain itu, sebagian dari bahan olahan karet tersebut akan dihibahkan ke provinsi dan kabupaten yang sudah mencanangkan penerapan aspal karet.
“Dalam 1 Km jalan dibutuhkan 2,7 ton karet. Ini sebetulnya hampir sama tujuannya dengan aspal plastik. Kalau aspal plastik tujuannya untuk menjaga lingkungan. Kalau aspal karet disamping sebagai campuran aspal juga bertujuan membeli karet dari petani,” jelas Menteri Basuki.
Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton, dan 0,6 juta ton diantaranya dimanfaatkan industri dalam negeri, sementara 2,4 juta ton lainnya di ekspor. (Tri)