(0362) 22248
putr@bulelengkab.go.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

MALFUNGSI DRAINASE KOTA SINGARAJA

Admin putr | 15 Desember 2020 | 1192 kali

Permasalahan  banjir dan  genangan  air  belakangan  ini  rnakin sering  mengemuka  di  Kata  Singaraja  pada   setiap  musim hujan.   Berkurangnya   daerah   resapan    air  dan   sedimentasi saluran akibat  drainase yang  tidak baik adalah  salah satu hal  yang sering  dituding  sebagai  penyebab   terjadinya  genangan.   Kawasan yang    dulunya   merupakan    daerah    pertanian  sejalan    dengan kebutuhan terhadap perumahan sekarang banyak beralih fungsi rnenjadi  kompleks permukiman baru.  Kondisi seperti ini membawa konsekuensi  lahan pertanian menjadi terpencar-pencar yang menyebabkan banyak saluran irigasi hilang  atau ditutup plat beton.

Perkembangan permukiman pada  daerah  pertanian, sering kali menyebabkan kesulitan tersendiri dalam  penanganan banjir dan genangan  air. Masalah yang hams dimaklumi adalah saluran drainase saat ini sebetulnya berasal dan masih berfungsi sebagai sebagai saluran irigasi  ataupun  saluran  pembuang irigasi.  Ada  beberapa  hal  yang kontradiktif  kalau  prinsip   drainase mengingingkan  menurunkan muka  air agar tidak meluap  ke permukiman tetapi irigasi menaikkan muka  air agar dapat mengairi lahan. Tujuan drainase  mengeringkan sedangkan   irigasi   membasahi   (menggenangi   sawah),   dari   segi dimensi  saluran drainase dari hulu ke hilir  semakin besar sedangkan saluran irigasi semakin ke hilir akan semakin  mengecil.

Disamping dwifungsi, akibat kepadatan penduduk saluran drainase  sering juga difungsikan tempat pembuangan sampah dan tempat  pembuangan  limbah   rumah  tangga.  Dengan   terbatasnya lahan    maka    pembuangan   sampah    akan    menemui  hambatan sehingga tidak jarang saluran drainase dimanfaatkan sebagai  tempat pembuangan sampah. Ditambah lagi kesadaran dan  kebiasaan masyarakat  terutama yang tinggal  dibantaran sungai sering menjadikan  sungai  sebagai  tempat pembuangan sampah  dan limbah rumah tangga. Dampak dari "malfungsi" drainase adalah meningkatnya sedimentasi yang  mengurangi luas  penampang basah   saluran   dan   bahkan    menyumbat     saluran   drainase sehingga  tidak berfungsi  dengan   baik.   Banjir  dan genangan air akan sangat merugikan seperti kerusakan infrastruktur, lumpuhnya  jalur  transportasi,  merusak  bangunan  dan  harta benda masyarakat serta dapat  mengakibatkan permukiman tersebut menjadi kumuh dan rawan  penyakit

Malfungsi drainase menyebabkan makin  kompleksnya permasalahan    dalam    melakukan   penanganan   banjir   dan genangan air. Penanganan  teknis   drainase  sering  terkendala dalam  pelaksanaannya  akibat  kepadatan  penduduk/ permukiman yang menyulitkan dalam membuat penampang dan dimensi saluran yang sesuai dengan standar dan kebutuhan. Perkembangan permukiman cenderung mendesak saluran drainase;  mulai   dari   memperkecil  dimensi  atau  mengurangi lebar saluran  atau bahkan  menutup saluran yang telah ada.

Amanat Peraturan  Menteri  Pekerjaan  Umum Nomor 12/PRTIM/2014   tentang   Penyelenggaraan   Sistem   Drainase Perkotaan dan  Peraturan  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 08/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Jaringan  Irigasi, diatur hal-hal sebagai berikut :

1) Tidak diperkenankan menutup atau mendirikan bangunan diatas saluran dan jalan inspeksi kecuali untuk kepentingan  umum  dan telah mendapatkan ijin pemerintah sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya;

2) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencegah sampah dan limbah masuk ke saluran termasuk penyediaan sumur resapan dimasing - masing rumah sesuai karakteristik wilayah;

3) Memperhatikan  jarak   (sempadan)   bangunan/pagar dengan  saluran  drainase.

Perubahan fungsi ruang  atau alih fungsi lahan mengharuskan adanya penanganan teknis drainase seperti pembuatan sodetan, memperbesar penampang/dimensi saluran dan normalisasi saluran. Namun mengingat penanganan drainase tidak  bisa  dikerjakan sepotong-sepotong  dan  membutuhkan biaya yang besar serta lintas kewenangan (Pusat-Provinsi• Kabupaten)  maka   program  penanganan  drainase  dikerjakan secara bertahap dan kolaborasi.  Program penanganan teknis drainase tentunya membutuhkan dukungan dan peran  aktif masyarakat,  disamping ikut mempertahankan fungsi saluran drainase juga menjaga sempadan  saluran.