Jakarta - Memasuki era kompetesi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di tahun ini. Hal tersebut disampaikan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam acara bertajuk “Sudut Istana” tentang Kemajuan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Studio TVRI, Jakarta, Rabu (13/4).
“Tahun ini dikatakan sebagai tahun percepatan pembangunan, karena kita semua tahu sekarang ini adalah era kompetisi, dan juga era keterbukaan mulai dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN, artinya kita ini dalam persaingan,” tutur Basuki.
Menurutnya, dalam menghadapi persaingan global saat ini, salah satu syaratnya adalah harus memiliki infrastruktur. Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia. “Untuk itulah, tidak ada kata lain, kita harus mempercepat pembangunan infrastruktur ini,” ucapnya.
Menteri Basuki mencontohkan, misalnya di Tiongkok, dalam satu tahun sudah bisa membangun jalan tol sepanjang 4.000-5.000 kilometer, sedangkan Indonesia hanya memiliki jalan tol sepanjang 800 kilometer sejak jagorawi di bangun.
Untuk jalan Trans Papua, Menteri Basuki mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sedang menyelesaikan proyek jalan Trans Papua sepanjang 4.300 kilometer untuk menghubungkan Sorong- Manokwari-Nabire-Enarotali-Ilaga-Wamena-Jayapura-Marauke. “Untuk saat ini sudah tinggal 700 (kilometer) lagi yang belum tersambung dan target kami, 2018 semuanya akan tersambung,” katanya.
Terkait ketahanan pangan, ia menyampaikan bahwa ada lima hal dari segi produksi yang harus dikerjakan untuk kepentingan rakyat, pertama yaitu harus tersedianya bibit, kedua, tersedianya pupuk. Kemudian cara tanam, penyuluhan dan terakhir adalah tersedianya air. “Dari lima hal tersebut, Kementerian PUPR bertanggung jawab dalam penyediaan air,” katanya.
Basuki menjelaskan, Indonesia mempunyai 7,3 juta hektar lahan irigasi namun hanya 11 persen yang terjamin ketersediaan airnya. Hal itu terjadi karena saat ini Indonesia hanya memiliki 230 waduk. “Untuk itu, ke depan kita akan bangun 49 waduk dan menyelesaikan pembangunan 16 waduk yang sebelumnya belum sempat terselesaikan,” katanya.
Menurut Basuki, dengan membangun 49 waduk serta menyelesaian pembangunan 16 waduk yang belum terselesaikan dari tahun sebelumnya, minimal 19-20 persen lahan irigasi dapat terjamin ketersediaan airnya. Karena dengan ketersediaan air dari waduk, maka petani dapat menanam dua kali dalam setahun akan tetapi kalau tidak ada, maka hanya mampu menanam satu kali saja dalam setahun.
Mengenai percepatan pembangunan rumah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengatakan anggaran untuk melaksanakan program perumahan pada 2016 ini akan ditambah Rp 20 triliun. Karena sebelumnya, pada 2015 lalu, dana yang dikucurkan hanya Rp 12 triliun.
“Mudah-mudahan dengan anggaran yang cukup besar ini serta fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh BTN tentunya bisa menambah jumlah rumah yang dibangun,” katanya. (Iwn/Toar)
Download disini