Buleleng, 9
Juni 2024
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha
Ekaputra, ST., MM., berkesempatan menghadiri undangan Pasar Intaran Bali Utara ke-16
yang bertempat di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. Acara yang digagas
oleh Gede Kresna tersebut turut dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pariwisata,
Camat Sukasada, aparat pemerintah desa, pelaku pariwisata, komunitas desain, organisasi
kemasyarakatan, organisasi kemahasiswaan, siswa sekolah maupun dari masyarakat
umum.
Acara yang
dikemas dengan santai dan kekeluargaan tersebut diisi dengan sejumlah kegiatan
seperti senam sehat, lomba mewarnai anak, pasar minggu (sunday market)
yang menggelar produk UMKM lokal, serta obrolan bernuansa pasar sebagai acara
utama yang bertemakan “Arsitek dan Kepariwisataan Buleleng” dengan menghadirkan
Popo Danes dan Putu Ardana sebagai pembicara. Popo Danes dikenal sebagai
arsitek kelahiran Desa Banyuatis dengan karya-karya yang sangat fenomenal serta
telah diakui dunia. Sedangkan Putu Ardana adalah penggiat pariwisata sekaligus
tokoh masyarakat Desa Munduk yang sangat aktif dalam pelestarian adat dan
budaya.
Kadis PUTR
dalam kesempatan tersebut menyambut baik diselenggarakannya Pasar Intaran yang bertujuan
untuk memberikan edukasi, menambah wawasan serta meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat. Dinas PUTR terus berupaya menyediakan infrastruktur yang
memadai khususnya untuk memenuhi aksesibilitas menuju daerah-daerah tujuan
wisata baik yang sudah ada maupun yang baru di Kabupaten Buleleng. Selain itu,
Dinas PUTR saat ini sedang melakukan revisi terhadap Perda RDTR untuk mengakomodir
perkembangan potensi wilayah dan arah kebijakan pemerintah baik pusat maupun
daerah, serta dapat mendukung pembangunan sektor pariwisata sebagai bagian dari
kemudahan berusaha dengan tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan standar
teknis bangunan.
Dalam sesi
mengenai arsitektur, Popo Danes membahas perkembangan arsitektur di Bali dari
masa ke masa yang dipengaruhi oleh ketersediaan material lokal saat itu, keanekaragaman
arsitektur antara satu daerah dengan daerah lainnya yang mulai kehilangan ciri
khasnya sehingga cenderung sama mengikuti perkembangan zaman modern, serta
peranan arsitektur bangunan yang selaras dan serasi dengan lingkungan, budaya
dan kearifan lokal setempat dalam mendesain bangunan. Dalam kesempatan
tersebut, Popo Danes juga membagikan pengalamannya dalam mengerjakan karya arsitektur
yang didominasi bangunan penunjang pariwisata seperti hotel, resort, villa, dan
sebagainya bahkan hingga ke mancanegara.
Kemudian
pada sesi mengenai pariwisata, Putu Ardana membahas dampak perkembangan pariwisata
bagi peradaban manusia, kemudian model pariwisata yang tepat agar dapat mendorong
terwujudnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan namun diharapkan hanya
sebagai bonus dimana sektor pertanian dan perkebunan tetap sebagai tumpuan
utama bagi kehidupan masyarakat, serta masyarakat tidak hanya berperan sebagai
obyek tetapi menjadi subyek pariwisata di Buleleng. Selain itu, Putu Ardana
memberikan saran/masukan kepada pemerintah untuk membentuk lembaga yang
mengurus tentang pariwisata dan investasi dalam satu lembaga tersendiri.
Popo Danes
dan Putu Ardana juga mengajak semua pihak yang terkait untuk berkolaborasi
mewujudkan Buleleng sebagai destinasi pariwisata di Bali Utara dengan tanpa
merusak kaidah arsitektur tradisional maupun tatanan budaya yang telah
diwariskan, dimulai dengan merancang konsep masterplan desa atau kawasan yang diharapkan
oleh masyarakat. Pada bagian akhir acara, Popo Danes juga membagikan buku yang
berjudul “Popo Danes Bali Inspired Architecture For The Tropical World”
sebagai tanda persahabatan dan kenang-kenangan kepada Dinas PUTR dan Dinas
Pariwisata.